Selasa, 29 November 2016

Cinta dan Bosan



Dalam suatu hubungan pasti akan ada rasa bosan, apalagi jika sudah bertahun-tahun membangun mahligai rumah tangga.

Disinilah cinta kita diuji, semudah itukah bosan menggerogoti perasaan yang telah lama terbangun?

Cinta seharusnya lebih besar dari rasa bosan, agar tidak ada celah untuk menuju perpisahan. Dan mengkambing hitamkan rasa bosan!

Memupuk rasa cinta atau membunuh rasa bosan? Atau mungkin keduanya harus dilakukan?

Namun, hal itu harus dilakukan bersama. Saling menguatkan, memberi masukan, motivasi, menjaga kehangatan, menjaga aib pasangan,

Rumah tangga itu bukan untuk satu atau dua hari, tapi untuk selamanya. Maka aku harap kita bisa berjuang bersama.

Bagiku, kamu adalah yang pertama dan semoga menjadi yang terakhir.

Aku telah melabuhkan cintaku padamu, maka aku akan bertahan mengaitkan rasa ini jika kau menjadi dermaga yang kokoh,

Kokoh mempertahankan Iman dan mempertahankan satu kapal yang berlabuh.

Semoga Kau tidak membiarkan kapal-kapal lain singgah dan menetap didermaga milikmu.

Anggi

28112016
13:42

Minggu, 27 November 2016

Jangan Jadikan Aku Istrimu!!

Aku menginginkan Ia yang terbaik menurut-Nya untuk menjadi Imamku.

Membayangkan banyak hal yang akan dilakukan setelah menikah nanti,

Sholat berjamaah, menghafal Al-Qur'an bersama, diskusi, berbagi cerita dan banyak hal lain yang ingin dilakukan berdua.

Jangan jadikan Aku istrimu!!
Jika masih ada wanita lain didalam hatimu,
Jika Kau tidak mau membimbingku menjadi istri yang baik,
Jika Kau hanya menjadikanku sebagai pesuruhmu,
Jika Kau tidak mau membawaku bertemu dengan teman-temanmu,
Jika Kau malu dengan status pendidikan terakhirku,
Jika Kau hanya menuntut hak tanpa melakukan kewajiban.

Istri itu adalah tulang rusuk bukan tulang punggung, Aku percaya Kau tak akan menjadikanku tulang punggung.

Visi, itu amat penting !
Apa visi kita sama dalam membangun rumah tangga?

Selalu ada hal-hal serius yang ingin Aku bicarakan denganmu, namun sering kali Aku kelu tuk mengungkapkannya.

Tak luput Aku membuatmu sebal, kesal dan harus memperbanyak istighfar karena perilaku dan sikapku.

Maaf untuk semua itu,
Aku tidak pernah menginginkan sikap-sikap menyebalkan itu muncul. Namun, entahlah semua itu refleks Aku lakukan. Bisa saja karena terlalu lama menunggu kabarmu yang tak kunjung datang.

Rindu itu selalu hadir, maka aku membutuhkan setiap kabar darimu.

Anggi
271116
19:19

Sabtu, 26 November 2016

Bicara Komitmen

Bagaimana pun juga, rasa bosan pasti akan hadir.

Tidak ada yang mengharapkan kehadirannya, begitu pun aku!

Namun, ia pasti akan datang. Justru disinilah komitmen kita diuji.

Seharusnya komitmen itu tetap. Komitmen adalah komitmen, yang seharusnya tidak dilanggar.


Apakah kita bisa menjaga komitmen dengan baik?

Menikah, niatkan untuk ibadah, agar bahagia dan susah tetap mengandung berkah.

Maaf jika beberapa kali atau bahkan sering kali aku meragukan perasaanmu terhadapku. Kau tau kenapa? Karena bagiku ini adalah yang pertama. Aku membutuhkan pembuktian-pembuktian yang terkadang memang tidak masuk akal.

Maaf, jika aku menuntut banyak hal darimu. Aku memimpikan engkau jadi Imam yang aku harapkan.
Tidak merokok, meminimalisir interaksi dengan wanita yang bukan muhrim, bertutur kata yang baik dan sopan.

Aku pernah mengatakan 'aku suka laki-laki berkacamata'. Itu tidak berarti Aku memaksa mu untuk memakai kacamata. Sama sekali tidak ada niat ke arah sana.

Jika suatu saat diluar sana kamu melihat wanita yang jauh lebih menarik dariku, apa yang akan kamu lakukan? Akankah tetap pada komitmen? Atau memilih Dia yang dapat menarik perhatianmu?

Jika itu terjadi padaku, Aku hanya ingin pulang untuk segera menemuimu dan memelukmu dengan penuh cinta. Hingga Kamu menjadi satu-satunya laki-laki yang amat menarik bagiku.

Sekali lagi, apa yang akan Kamu lakukan jika hal itu terjadi padamu?

20161126
23:32

Jumat, 18 November 2016

Satu Bulan Delapan Belas Hari

Menunggu itu selalu menyebalkan.. Apalagi yang ditunggu adalah orang yang telah berhasil membuka hati kita dan menetap didalamnya.

Walaupun amat sepele, yang kita tunggu adalah pesan-pesan yang ia kirimkan.
Kenapa? Apakah selalu seperti itu? Apa hanya aku yang mendramatisir keadaan?

Ah entahlah,
Dari dulu aku tidak menyukai perasaan seperti ini, menunggu tapi yang ditunggu tidak pernah menyadarinya.

Lelah sekali jika terus menerus harus seperti ini, apakah Aku harus menyerah dan membuang segala rasa terhadapnya?  Atau Aku harus berjuang membuat dia menjadi peduli dan jauh lebih mengerti dari sebelumnya?

Apa yang harus dilakukan?
Antara menyerah dan berjuang..

Maaf sepertinya Aku mulai menyebalkan,
Namun sungguh, ketika notifikasi favorite itu berubah untukmu, Aku selalu menunggu.

Aku hanya ingin yang terbaik untuk Kita. Maka, Aku selalu berusaha bicara padamu tentang apapun yang terjadi. Dan sayang sekali, terkadang responmu amat datar. 😞

Semoga kelak, kita bisa memperbaiki segalanya..

Terimakasih untuk satu bulan delapan belas hari yang berhasil menambah kisah dihidupku.

Semoga hari ini esok dan seterusnya, rasa cinta ini selalu bertambah atas izin-Nya..