Jumat, 07 April 2017

Malam.. Kamu..

Selamat malam dunia..


Selamat malam kamu..

Kamu yang sedang duduk disana,


Bagaimana bisa aku dengan mudah melabuhkan cintaku padamu?

Berkali-kali aku bertanya, apa yang membuatku siap untuk membangun mahligai kasih denganmu..

Wahai cinta,


Kau yang mampu meluluhkan hati ibuku sejak awal namamu terdengar.


Ridho orangtua saja mudah ku dapat ketika bersamamu, aku bersyukur atas itu.

Mencintaimu karena Allah, semoga selalu begitu. Karena hanya dengan cara itu kita bisa melewati segala yang menghadang didepan kita.


Sungguh, hanya dengan saling mencintai karena Allah lah kita dapat menjaga komitmen yang telah dibangun.


Aku mencintaimu karena Allah,

Semoga bukan hanya sekedar ucapan,

Namun pada perilaku dan ingatan.

Percaya saja!!

Percaya saja, yakini bahwa ia pria yang baik dan setia. Selamat meyakini pilihanmu Giw!!

Sekarang cukup jaga hatimu, jangan biarkan ada pria lain yang singgah.

Jangan coba2 chat dengan pria manapun kecuali urgent. Karena disitulah cinta bisa tertambat.

Kamis, 02 Maret 2017

Menghianatimu

Menghianatimu, sama saja dengan Menghianati-Nya, Bukan?

Tidak pernah sedikitpun terpikir dalam benakku untuk mengkhianatimu,
Apakah kamu merasakannya?
Apakah kamu juga memiliki pemikiran yang sama denganku?

Aku ingin mencintamu karena Allah
Dengan itu aku tidak akan mengkhawatirkan tentang duniawi, fokusku menuju surga bersamamu.

Kamu, yang kini selalu menjadi inspirasi dalam tulisan tulisanku.
Kamu, yang mau mengorbankan waktumu untukku,
Kamu, yang selalu bersedia mengalah,
Kamu, yang tidak gengsi memohon maaf,

Terimakasih, hari ini H-15 sebelum kita menuju akad.
Sudah siapkah?
Sudah yakinkah?

Aku yang menjadi pilihanmu?

Aku mencintaimu, aku tak akan mengkhianatimu.

Anggi

Kamis, 23 Februari 2017

Dia kekasih (sahabat)mu


Ketika kau menyebut nama nya dihadapanku, kau selalu terlihat antusias.
Ada semangat yang tergambar diwajahmu.

Aku memang tau, dia dulu adalah kekasih sahabatmu. Namun, tidak menutup kemungkinan terselip perasaan dihatimu untuk nya.

Aku khawatir kamu mencintainya, dia adalah wanita solehah nan cantik.
Sedangkan, siapa aku? Penampilanku saja tidak sebaik dia.

Kau lebih banyak menceritakannya dibanding temanmu yang lain.

Sungguh, aku ingin jujur tentang hal ini kepadamu. Namun lidahku kelu untuk mengucapkannya.

Yang aku tau, kamu memang mendambakan wanita solehah dengan hijab panjang bukan? Seperti dia?

Bolehkah aku cemburu dan khawatir?

Inikah salah satu ujian dalam perjalanan cinta kita?


Kamu adalah laki-laki pertama yang berani menemui orang tuaku untuk menyampaikan niat baikmu mempersuntingku.

Minggu, 08 Januari 2017

Peci, Sarung dan Kamu

Sore ini aku bergegas menyelesaikan pekerjaan, karena rasa lelah telah memaksaku untuk segera pulang.

Sekitar pukul 17.46 Aku segera menemui Mama yang selalu setia menjemputku meski seringkali harus menunggu.

Seperti biasa Kami jarang masak karena hanya berdua dirumah, makanan seringkali terbuang, maka, Mama memutuskan untuk membeli makanan dan itu artinya Kami harus melewati gang rumah Kami dan rumah calon suami 😂😂

Ku arahkan pandanganku ke kanan, sedikit berharap Aku bisa melihatnya. Dan Alhamdulillah Allah membantuku menjaga pandanganku, ternyata bengkelnya sudah tutup dan Aku tidak melihatnya 😁.

Sayup suara Adzan telah terdengar,
Namun aku masih berada diperjalanan pulang setelah membeli makanan.

Refleks pandanganku melihat lebih fokus pada seseorang yang memakai peci dan sarung. Mungkin karena pemandangan seperti itu amat jarang terlihat didaerahku.
Ia menuju masjid untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah.👳👳

Setelah Ku amati walau hanya ditemani gelapnya malam dan remang cahaya lampu Aku mampu mengenalinya dengan baik, ternyata dia adalah Pria yang sekitar tiga bulan lalu datang membawa rombongan keluarganya untuk mengkhitbah Ku.

Senyum simpul ku arahkan padanya.

Mama pun mengucap Hamdalah.

Meski bukan cinta pertama, semoga menjadi yang terakhir dan sampai hingga ke Jannah-Nya💌