Selasa, 30 Desember 2014

Cerita masa lalu

Aku mengenalnya tanpa sengaja, namun jelas itu adalah rencana-Nya.
Semenjak perkenalan itu, aku dan dia sering bercengkrama melepas penat seharian dari berbagai aktivitas. Kami sering bercerita ngalor ngidul tentang banyak hal. Mulai dari sekolah, keluarga, persahabatan dan tentunya masih banyak yang lainnya.
Dan setelah aku lulus SMA kami benar benar terpisah jarak, aku semakin jauh darinya. Setelah sekian lama kami tak bersua, hanya lewat pesan singkat dan fb lah kami bercengkrama mengingat kisah kisah yang telah terukir.
Hari ini aku sedikit terkejut ketika melihat pesan singkat yang ia kirimkan padaku.
.''Teeeh :), gpp gausah d bls kalo lg kerja mah. Aku udh ga tahan bgt pengen curhat. Ternyata omongan teteh tuh bener bgt ya,klo semisal kta udh dkt ama orang bahkan dkt bgt. Tp orang itu ny nyuekin kta dan punya temen bru, itu tuh sakit bgt rasanya''.
Perkataanku dulu padanya.. ketika aku sungguh sungguh merasakan hal itu. Memang menyakitkan, ketika teman yang kita andalkan justru meninggalkan kita dengan teman barunya. Entahlah itu hanya cerita masa lalu. Potongan kisah yang tidak terangkai dengan indah seperti yang diharapkan. Tapi biarlah semua bisa dijadikan pelajaran. Namun, ada satu hal yang kusesali. Kenapa dia harus merasakan hal yang sama dengan ku?.

Saat ini dan entah sampai kapan setelah kejadian yang memaksa ku tidak percaya lagi tentang persahabatan yang menjanjikan kedamaian dan kebahagiaan. Aku menarik diri dari sekitar, aku hanya ingin melakukan banyak hal sendiri. Tidak perlu keluar makan siang menunggu teman yang berleha-leha padahal perut sudah merongrong meminta jatah siangnya, pergi sholat sendiri tidak perlu menunggu teman selesai makan siang. Dan apapun itu yang masih bisa kulakukan sendiri. Aku lebih suka melakukannya sendiri.
Dan sampai saat ini aku lebih suka bepergian seorang diri. Aku hanya ingin ketenangan.
-FS^^

Jumat, 26 Desember 2014

Makan

Makanya kenapa aku tak pernah ingin mengikuti event makan makan atau apapun namanya.. pasti akan ada momen dimana mereka akan berjoged d atas panggung. Dan kau tahu?? Begitu banyak yang mengikuti acara ini tapi hanya segelintir orang yang kutemui di mushola untuk segera menyembah Sang Maha dari Segala Maha. Rabb.
Tadinya aku memang tak berniat ikut.. tapi teh Nur -head departement- bilang harus ada perwakilan dari kami untuk ikut acara makan makan ini yang walaupun mendadak.
Diantara kami banyak sekali yang merekam momen dimana mereka berjoged di atas panggung, tapi justru aku meliriknya pun malu. Melihat para wanita dan laki-laki bukan muhrimnya harus berdekatan sambil berjoged seperti orang yang mabuk..
Aku sejenak berfikir.. andai Allah inginkan saat ini ajal datang tak terbayangkan oleh ku. Meninggal dalam keadaan seperti ini.. semoga kau tetap izinkan aku untuk meninggal dalam keadaan husnul khotimah.. aamiin

Selasa, 16 Desember 2014

ukhuwah itu Indah

Shofia Noor As-Syifa

Tere Liye ^^

" Apakah cinta sejati itu? Maka jawabannya, dalam kasus kau ini, cinta sejati adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau melepaskannya. Persis seperti anak kecil yang menghanyutkan botol tertutup di lautan, dilepas dengan rasa suka-cita. Aku tahu, kau akan protes, bagaimana mungkin? Kita bilang itu cinta sejati, tapi kita justru melepaskannya. Tapi inilah rumus terbalik yang tidak pernah dipahami para pencinta. Mereka tidak pernah mau mencoba memahami penjelasannya, tidak bersedia."
*Novel "RINDU",



"Kita tidak akan pernah mengerti hakikat memiliki, jika kita terlalu ingin memilikinya. Justeru kita akan mengerti hakikatnya saat kita melepaskannya."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'


Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu? Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menj...adi bagian hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik mengatasinya.
Novel "RINDU"


Dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta. Tidak akan berkurang walau sehelai nilainya.


Sayangi rasa sakit yang kita terima. Peluk dengan erat. Maka semoga rasa sakitnya berkurang.
Sungguh, apa2 yg kita tidak sukai, boleh jd itu amat baik bagi kita


Orang2 yang suka gombal, mempermainkan perasaan itu persis seperti saklar lampu saat mereka bilang "i love you".
Tekan tombol saklarnya, klik, nyala lampunya, bilang suka. Tekan lagi tombol saklarnya, klik, padam lampunya. Mudah sekali, semau-mau mereka saja.
Dan dia bisa klik-klik ke siapapun sepanjang jidatnya mulus.



 
Orang-orang boleh jadi cepat sekali lupa kebaikan yang kita berikan. Juga cepat sekali lupa bantuan yang kita julurkan. Seperti air menguap. Lupa seketika.
Sebaliknya, orang2 boleh jadi gampang sekali mengingat kesalahan yang kita perbuat. Mudah sekali mengungkitnya. Selalu ingat.
Tapi justeru dengan tahu hal tersebut, itu bukan berarti kita punya alasan untuk berhenti berbuat baik. Juga bukan alasan untuk malu pernah membuat kesalahan. Kita memilih sebaliknya.







 

Dan inilah yang terjadi (: _-

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.. itulah ungkapan yang sering kita dengar. Tapi bagiku, ibu akan menjadi orang yang paling sempurna dalam hidupku. 
Setiap orang pasti memiliki kebanggan tersendiri pada ibu nya. begitupun aku. aku begitu bangga dan mencintainya. 
Dulu, aku sempat membenci sikap ibuku namun aku menyesali semua itu.. 
Ketika itu ibu ku memutuskan untuk pergi keluar Negeri. aku berfikir bahwa ibuku memang sengaja meninggalkan aku dan bapak, kala itu aku duduk di bangku taman kanak-kanak. aku tidak mengerti apa yang terjadi antara ibu dan bapakku. 
beberapa tahun lamanya kuhabiskan waktu bersama bapak. hal ini menjadikan aku dan bapak sangat dekat.

Tibalah saat ibu ku harus pulang karena kontraknya habis, di satu sisi aku senang namun di sisi lain aku merasa asing dengan ibuku sendiri. mungkin karena sudah lama kami tidak bertatap muka. Ketika itu, aku sangat menginginkan ibuku pergi lagi keluar negeri karena rasa asing ku padanya. Namun ada satu waktu yang membuat ku tersadar, bahwa ibuku pergi keluar negri pun untuk aku. Aku merasakan pilu ketika mendengar cerita ibuku yang harus menggendong seorang nenek dengan berat 110 kg. rasanya sakit sangat sakit. bukan hanya itu, ibuku pun harus merelakan hari liburnya untuk mencari uang tambahan dengan menyapu halaman orang lain. karena berapapun uang yang ibu kirimkan pada bapak ku pasti habis tak tersisa. entahlah aku tak mengerti dan tak tahu uang sebanyak itu dipergunakan untuk apa oleh bapakku.. rasa cinta ku pada ibu mulai tumbuh, semakin lama semakin mekar.
aku menyesal karena dulu mengharapkan ibuku kembali pergi kesana, saat ini dan sampai kapanpun aku tak akan pernah membiarkan ibuku pergi jauh dan meninggalkan ku lagi.

tak kupungkiri, aku juga menyayangi bapakku, namun aku seringkali tak faham dengan jalan fikiran bapakku itu. ia tak mau bekerja sama sekali, ia selalu mengandalkan ibuku bahkan hanya untuk sesuap nasi. bukan.. bukan aku ingin menyebarkan aib ini. namun, aku tak tahan dengan perlakuan keluarga bapak yang selalu menyalahkan ibuku. ibuku yang banting tulang untuk keluarga pun mereka salahkan. Apalagi jika ibuku hanya mengurusi aku saja pasti akan menjadi bulan bulanan keluarga bapakku..

Saat ini ibu dan bapakku sudah berpisah, mereka memutuskan berpisah. Aku tidak terkejut, karena rencana itu sudah lama mereka katakan padaku. Andai mereka tetap bersama, aku tak tega melihat ibuku yang harus banting tulang membiayai aku dan bapak hanya seorang diri. Dan bapakku juga sering sakit sakitan sehingga harus terus berobat.. Bayangkan saja bapakku sering sakit bahkan sebelum ibu dan bapakku menikah dan satu lagi sejak TK sampai aku SMA semua biaya sekolahku di tanggung oleh ibuku. Ibu ku sangat hebat bukan?
Tapi aku pun merasakan sedih melihat perpisahan ini. Aku tidak tega melihat bapak harus berjuang sendiri. Bapak juga saat ini harus tinggal sendiri. Mudah mudahan saja bapak selalu diberikan kesehatan. Namun, aku tidak tahu apa yang sudah bapak ceritakan terhadap keluarganya sehingga keluarga bapak sikapnya saat ini padaku berbeda. Tidak seperti dulu.rasanya menyedihkan karena hal itu benar benar terjadi. Rifki, Farhan dan yang lainnya yang biasanya mereka sangat ramah. Sekarang mereka cetus terhadapku.. Aku rasa ini bukan hanya perasaan ku saja. Karena ini nyata sangat nyata.
Hanya satu harapanku saat ini, meskipun ibu dan bapakku berpisah aku hanya ingin keluarga ibu dan bapakku tetap rukun. Tak ada permusuhan. aku sungguh berharap hal itu, karena ketika aku dekat dengan keluarga Rifki rasanya ada kehangatan disana. Apalagi ketika sharing dengan umu Rifki. Aku masih mensyukuri karena adik adik rifki yang lain masih memberikan ku kehangatan. Nida, zahra dan hilwa. Mereka masih sering menyapaku. Walaupun terkadang aku merasa kaku. 


Senin, 15 Desember 2014

Ku Tunggu Kabar mu Ra

Setiap bait doa selalu ku lantunkan untuk mu. Namun, entahlah kenapa sikapmu mulai berubah, tidak seperti yang aku kenal dulu. Kau mulai meninggalkan ku, meninggalkan segala kenangan yang pernah terukir antara kita. Ada apa dengan mu teman? Masihkah kau inginkan kehadiranku? Atau bahkan kau sama sekali tidak mengingat siapa aku. Aku yang sering kali minta tolong kepadamu, aku yang sering merepotkan mu. Yah mungkin kenangan mu terhadapku tak seindah kenangan teman2 mu yang lain. Karena mereka sanggup membahagiakanmu, mereka selalu ada bersamamu. Maafkan aku, karena aku tak bisa lakukan itu.. Bukan aku tak ingin, hanya saja jarak dan waktu yang membentang dihadapanku tak dapat ku singkap. Andai kau memang tak menginginkan kehadiranku aku bisa pergi namun jika kau minta aku tuk melupakan mu aku rasa tidak. Aku tak akan mampu melakukan hal itu. 
Ingin ku tanyakan lagi, apa yang terjadi padamu? Sehatkah engkau?. Mungkin bagimu Pesan yang ku sampaikan padamu hanya sebuah tulisan yang tidak mengandung makna. Lelah terkadang, ketika ingin menjalin ukhuwah dengan mu kau acuhkan aku, kau biarkan aku dengan segala kebingunganku tentangmu.

Semoga engkau bisa berubah seperti dulu, menjadi seorang teman, adik, kakak, saudara dan sahabat bagiku. Karena kau begitu penting dalam hidupku. Kau yang mengenalkan banyak hal. Kau yang membuat ku mengerti tentang pentingnya seorang teman.

Oh ya, apa kabar umu dan salma? Aku menunggu kabar mereka darimu. Tak inginkah kau sampaikan kabar tentang mereka padaku? Aku ingin sekali memeluk salma. Dia sangat mengagumkan, aku teringat terakhir kali aku bertemu dengannya, ia tersenyum dan lari menghampiri untuk memelukku. Aku rindu suasana itu. Persahabatan kita. Karena engkau lah satu satunya sahabat yang aku kenal sampai dengan keluargamu juga.

Aku tak akan pernah bosan terus menulis tentang mu. Ra kau bisa menularkan kobaran semangat padaku. Kau mampu lakukan itu.

Minggu, 14 Desember 2014

Al - Ukhuwah yang Selalu Ku Rindukan

Bismillah..
gemericik hujan membuat ku tersadar bahwa aku sudah tak disana.. tempat dimana aku menimba ilmu dengan penuh suka cita, dengan rasa cinta dan kebahagiaan..
hari ini aku teringat dengan semua kenangan indah ku disana, SMPIT Al-Ukhuwah.. Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Lengkap dengan Boarding School itu mampu membuat ku selalu ingin kembali kesana.
saat ku torehkan tulisan ini, aku sedang berada di sebuah perusahaan tempat ku bekerja. karena aku memutuskan setelah lulus SMA bekerja terlebih dahulu untuk membiayai kuliah ku..

Disini, aku semakin merindukan Suasana Al-Ukhuwah yang penuh dengan kedamaian, kebahagiaan dan yang pasti di Al-Ukhuwah Agama adalah Oksigen. sehingga siapapu
n yang berada disana pasti akan merasakan semua kedamaian yang berlandaskan dari agama.

Semua hal di Al-Ukhuwah itu baik.. semua guru disana mengagumkan.. Motivator sejati bagi kami yang haus akan dukungan dan cinta kasih.
Pak Bakti . . ia adalah orang yang luar biasa, ia memberikan motivasi tanpa ragu. ketika itu ia mengajar mata pelajaran PKN. namun saat ini ia sudah menjadi Kepala Sekolah. hebat bukan?

Bu El itu... sangat keren, Bu El tidak kalah dengan Pak Bakti jika soal motivasi. ia hebat, aku selalu merindukan cara mengajarnya yang sangat lembut namun mantap. dan Bu El mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Pak Fadil .  Pak Fadil itu Super, ia guru Bahasa Inggris.. tapi ia begitu hebat ketika memecahkan soal soal matematika atau fisika yang kami bahkan lupa rumusnya setelah hari kemarin di terangkan oleh Bu euis.. oh ya dan satu lagi.. Pak Fadil juga ,mahir manggambar.. ini salah satu contohnya.


Bu Euis . Bu euis tuuh canggih banget deh kalau tentang rumus rumus matematika, fisika kimia dan biologi. cara mengajarnya begitu WAW.. coba saja kalau tidk percaya.

Bu Diah.. Guru Tahfidz dengan suara merdu nya itu mampu membuat ku terdiam hanyut dalam lantunan ayat suci yang ia bacakan.

Untuk saat ini mungkin cukup sampai Bu Diah terlebih dahulu.. waktu istirahat ku sudah habis.. saatnya berkutat dengan laporan lagi. InsyaAllah akan aku lanjutkan tulisan rasa bangga ku pada mereka ini.

Minggu, 09 November 2014

Kau Sahabat Kau Teman Sejati



 Anggi Yusika Ayuni

Tidak ada alasan untukku meninggalkan Subang, karena inilah masa terbaik untuk bersepeda disekitar jantung kota sambil menikmati indahnya matahari pagi.

“Bergegas, Dan. Kau membuat mereka sellau menunggu!” sambil mengomel, ibu memasukkan handuk dan makanan ke dalam ransel ku, sekaligus meneriakiku yang masih berkutat dengan earphone yang mengumandangkan musik dibatas waktu, lagu yang pertama kali dikenalkan oleh Ia yang aku cinta.

“Bukannya Ibu sudah bilang, kau tidak usah menonton televisi sampai larut malam. Kepala ibu menyembul dari balik pintu kamar.

Aku tidak menjawab, bergegas mengikat tali sepatu, menyambar helm dan kacamata, mengambil tas dari Ibu, mengeluarkan sepeda, lantas berteriak pamit.

“Kau belum menyisir rambut Dan!” Ibu berteriak.
Sepedaku sudah meluncur.
Ayah yang sedang menyiram dihalaman tertawa kecil melihatku.
“Ibu dan ayah masih menganggapku seperti anak kecil,  lagipula aku kan memakai helm, jadi takkan terlihat.” Batinku

Pada pagi yang indah, saat cahaya matahari pertama menerabas remang jalan, kuputuskan untuk tetap mengayuh sepeda walau sudah terlambat dari waktu yang dijanjikan.
Kulihat teman-teman seperjuanganku sudah berkumpul. Aku tertinggal, ya, begitulah biasanya. Sampai saat ini kebiasaan itu seolah tak mau hilang. Kupandangi setiap sudut kota yang mulai mempunyai banyak perubahan. Kota yang dulu penuh dengan pemandangan indah, kini telah berubah menjadi bangunan-bangunan megah. Rasanya ada sedikit kegelisahan dalam hatiku, aku takut suatu saat nanti semua keindahan akan hilang.

“ Assalamu’alaikum Dan.”
Suara penuh wibawa menyapa ku pelan dari jauh, dan membuyarkan lamunanku. Suara yang tak pernah luput dari ingatanku, aku sangat hatam dengan suaranya. Dia Kak Farhan, kakak kelasku sewaktu aku masih duduk di bangku SMA. Sambil memperbaiki letak kacamata ia menghampiri ku.
“Aku fikir kamu tidak akan datang Dan.” Lanjut Kak Farhan.

“Kak Farhan seperti baru mengenal Idan, dia memang senangnya datang terlambat bukan?”Belum sempat aku menjawab, suara lembut namun terasa tegas menimpali. Dia sahabatku dari SMA, namanya Ayyash tepatnya Muhammad Ayyash. Dia tidak banyak berubah masih seperti Ayyash yang aku kenal di acara seminar yang diselenggarakan oleh Organisasi Islam itu. Disanalah pertama kali aku mengenal sosok penuh wibawa yang murah senyum. Kami tidak menuntut ilmu di sekolah yang sama, Ayyash di SMA Islam Terpadu An-Najmi, dan aku di SMA Negeri 1 Bintang. Namun, jarak sekolah kami dapat ditempuh dengan lima menit berjalan kaki saja. Tapi sayang, Ayyash tinggal di asrama, jadi ia tidak bisa keluar dari asrama sembarangan, sehingga setelah pertemuan itu kami jarang bertemu kecuali pada hari libur.

“Hhmm . . Ayyash, sosok yang tak akan pernah bisa lenyap dari ingatanku.” Gumamku.
Dia selalu bisa membuat ku merasa berarti jika bersamanya. Ayyash tak akan pernah membiarkan aku menanggung penderitaan sendiri. di usianya yang masih muda tapi dia mampu menghafal surat Cinta dari Ilahi yaitu 30 juz Al-Qur’an, Aku sangat mengaguminya. Dan aku lebih gembira lagi ketika Ayyash mengundangku untuk melihat Wisuda tahfidznya 2 tahun lalu.

“Kebiasaanmu tak pernah hilang Dan.”
“Kalau kebiasaannya hilang, bukan Idan Ahyar Abdullah namanya Kak.” Lagi-lagi Ayyash menimpali pertanyaan Kak Farhan.

“Semalam aku nonton televisi kak.” Mencoba membela diri.
Semua kompak menjawab.“Alasan... ”
Mereka seperti sudah tahu apa jawaban yang akan aku lontarkan. kami refleks tertawa dengan sangat kerasnya, sampai membuat orang-orang celingukan penasaran melihat apa yang sedang kami lakukan.

Kenangan seperti inilah yang membuat aku tak pernah berfikir sedikitpun untuk melangkahkan kaki keluar dari daerah Subang. Aku mencintai kotaku. Tapi saat ini aku harus melanjutkan study di Jakarta. Hanya akhir pekanlah waktu yang tepat untuk bernostalgia bersama sahabatku.
Ayyash menatapku lamat-lamat. “Eh Dan, kita foto yuk.. !”
Aku menyeringai lebar. “Aku nggak mau.”
Ayyash tersenyum menggodaku. “Ayolah, untuk kenang-kenangan. Nanti kalau kamu kangen sama aku, kamu tinggal lihat fotonya aja.”
“Idddiiih . . siapa juga yang mau kangen sama kamu Yash . .”
Tawa kami semakin membuncah karena sikap Ayyash yang sangat menyebalkan. Tapi dibalik semua itu, aku merasakan hal yang berbeda, tawanya terasa getir.

“Ayolah Dan, kamu ini aneh sama kamera saja takut.”
“Wah sembarangan kamu, kamu kan tahu kalau aku gak suka di foto.”
“Eh jangan-jangan KTP kamu gak ada fotonya ya?” Ayyash tertawa menggodaku.
“Kalau itu beda lagi dong Yash.”Aku menggerung sebal.
“Ya Sudah makanya ayo kita foto. Mumpung Kak Farhan bawa kamera.” Ayyash berkata santai. Matanya berkejap-kejap menunggu jawabanku.
“Ya. Terserah saja.” 
Aku pun pasrah dengan apa yang Ayyash inginkan, dan alhasil jadilah foto kita seperti ini, Ayyash dengan gayanya yang selalu cool dan aku yang begitu kaku. Ini adalah satu-satunya foto ku bersama Ayyash.
“Kakak pulang duluan ya, istri kakak sudah sms.”
“Oke kak, terimakasih sudah mau menunggu kedatanganku.” Aku menjawab ringan.
Masih dengan senyum manisnya Ayyash menimpali. “Hati-hati di jalan Kak.”
“Insya Allah, Assalamu’alaikum.” Sambil pergi berlalu meninggalkan kami.
Hanya derap langkahnya menuju sepeda yang masih kami dengar.
Senang rasanya bisa foto berdua dengan Ayyash.
“Dan, kita nyanyikan lagu kita yuk. Kamu yang nyanyi nanti aku yang main gitarnya.”
“Ini baru asik, aku mau.” Aku tersenyum lebar.
Petikan gitar yang mengalun mampu membawaku pada suasana mendalam. Mulai kunyanyikan bait demi bait.

 “Semakin bagus suara kamu Dan”. Ayyash terkekeh sambil mengedipkan mata.
“Dasar kau..”  kujawab dengan pukulan kecil.
Sangat kunikmati detik-detik yang kulalui bersamanya, semoga Allah menjaga rasa cintaku ini padanya, Muhammad Ayyash.

***

Aku sudah bersiap melangkahkan kaki menuju Jakarta. Hari ini aku harus kembali lagi ke ibukota. Tiba-tiba hp ku bergetar, ‘Ayyash’ yang tertulis dilayar handphone ku. “Pasti dia mau mengucapkan kata-kata motivasi.” Pikirku. Dia selalu melakukkannya tanpa aku minta, dia tahu hari ini aku akan kembali ke Jakarta untuk menuntut ilmu. Dia selalu mengatakan “teruskan perjuangan kita kawan, jangan pernah berhenti sampai disini, perjuangan kita masih panjang hingga sampailah pada Jannah-Nya, InsyaAllah.”

Aku terkejut, ketika awal paragraf yang tertera di layar handphone ku adalah Innalillahi wa Inna ilaihi Raji’un. Muhammad Ayyash Fuadi telah meninggal dunia hari ini pukul 03.21. Mohon saudara, Sahabat dan rekan-rekan berkenan memaafkan  kesalahan Ananda Ayyash.
“Pasti aku salah membaca pesannya.” Harapku cemas. Ku ulangi lagi dari awal. Sayangnya, kata-kata dalam layar handphone ku tak mau berubah. Perasaan ku hancur, tak kuasa aku membendung air mata. ku lempar ransel dari pundakku segera ku berlari  dengan pasrah, aku ingin segera menemui sahabatku. Aku berlari tanpa memerdulikan orang-orang disekitar ku yang menatap aneh.

Ketika sampai di daun pintu rumahnya, aku semakin lemas, aku terisak, aku tak mampu melihat semua itu. Sahabat perjuanganku yang kini terkulai tak berdaya. Aku menghampirinya dengan rasa tak percaya sambil mengeluarkan setiap kata yang mungkin tak akan pernah ia dengar lagi.
“Yash, bukannya kau berjanji padaku, kita akan selalu bersama?”
“Yash bangun yash, aku mohon . .”
Kedua orangtua Ayyash mencoba menenangkan ku. tapi Aku tak menghiraukannya. Aku tetap mengeluh.

“Ayyash  . . . secepat ini kah Yash?” aku terisak.
Mataku basah oleh air mata. Apakah ini sungguhan?
Aku mencoba lebih tenang. 
Oh Allah, begitu cepatnya ia pergi. 
Banyak sekali kennagan indah yang tak akan aku biarkan pudar. Waktu ini juga yang akan aku lalui nanti, sama seperti mu. Karena takdir yang Maha Esa telah menetapkan. Sesak rasanya dada ini mengingat kepergianmu. Namun, aku bahagia melihat mu pergi memeluk surat cinta-Nya.

“Kau sahabat kau teman sejati”. Kata – kata Ayyash yang selalu menenangkan dikala aku merasa tak berarti.  Yang aku tahu Ayyash selalu tulus, budinya begitu luhur tak terganti. Senyum, tawa dan kata katanya selalu menghibur. 

Sambil terisak ku angkat kedua tangan ku seraya berdo’a 
 “Ya Allah,tempatkannya di tempat yang mulia.Tempat yang kau janjikan nikmat untuk hamba Mu.”

Sahabatku akan ku teruskan perjuangan ini. Walau kau tak disini tuk menemaniku. Perjuangan. Setangkai doa dan Fatihah terus kukirimkan. Semoga allah menempatkan mu bersama para solihin. Kau sahabatku kau teman sejati. Kuungkapkan semua yang ada dibenakku. Aku mulai istighfar. “Aku tidak boleh seperti ini terus” gumamku, aku harus kuat. Ayyash selamat jalan.

Ku putuskan untuk tak pergi terlebih dahulu ke Jakarta. Aku merasa kehilangan yang sangat mendalam. Namun, selalu terngiang kata – kata Ayyash yang melarang ku merasa gembira dan sedih berlebihan. Kukepalkan tangan ku dengan kuat, aku bertekad tak akan bersedih berlebihan dan tidak terus mengeluh. Akhirnya aku pamit pada kedua orangtuaku untuk pergi ke Jakarta. Pada awalnya mereka tak membiarkan ku pergi, karena mereka khawatir terjadi sesuatu dengan ku yang masih kelihatan sayu. Namun, aku tetap memaksa untuk pergi. Dan mereka pun mengalah dan membiarkan ku pergi.

***
Kuliah ku sudah selesai, dan inilah saatnya aku kembali ke Subang dan mengamalkan semua ilmu yang telah kudapat. Aku selalu mencoba menyibukkan diri dengan kuliah dan kerja disebuah perusahaan terbesar di Indonesia. Setelah tiga tahun meninggalkan Subang karena kuliah dan pekerjaan ku tak bisa di tinggalkan begitu saja.

Aku terkejut ketika melihat sekolah Ayyash yang tidak terawat. Aku pun mencari cafe yang terdapat wifi. Kuparkirkan mobil dengan tergesa. Aku segera membuka laptop dan mencari informasi di internet. Senang rasanya bisa mendapatkan informasi yang sedang dibutuhkan.. Dan judul yang tertulis “Alumnus Meninggal Sekolah Terbengkalai”. Aku penasaran dengan judul itu.
“Alumnus yang hebat.” Pikirku sambil heran
Seorang pengunjung cafe mengagetkan ku dari belakang.
“SMA An-Najmi ya Pak?”. Tanya nya dengan senyum tipis
“Iya mbak, kok tahu?”. Seraya menjawab ku timpali lagi ia dengan pertanyaan
“Iya saya membaca judul tulisan yang sedang bapak baca, karena dulu sempat ramai mengenai hal itu.” Jawabnya antusias
“Mbak tahu banyak tentang hal ini?, boleh ceritakan pada saya?” tanyaku semakin tak terhenti
“Gini Pak ceritanya, jadi An-Najmi adalah sekolah untuk anak-anak yang kurang mampu dan memiliki semangat belajar yang tinggi namun, dalam satu angkatan hanya untuk sepuluh orang saja, lima orang perempuan dan lima orang laki-laki dan kelasnya pun dipisah. jadi masih banyak anak-anak yang tidak bisa masuk ke SMA ini. Pada tahun 2007 ada murid baru, yang biasa dipanggil Adi ternyata anak ini sangat hebat dan jenius. Dia meneliti banyak hal yang dapat diciptakan di sekitar lingkungan An-Najmi. Walaupun sempat mendapat penolakan dia tetap gigih untuk mempromosikan penemuannya kepada guru dan teman-temannya. Sebenarnya dia bukan dari kalangan tidak mampu, dia hanya ingin sekolah di SMA yang berbasis Islam Terpadu.

“Adi ini lulusan tahun 2010 ya?, sekarang sudah tahun 2014, sudah empat tahun semenjak kelulusannya, dia masih tetap berpengaruh?”. Tanyaku tak sabar
“Iya memang sudah lama pak, tapi dia sangat berarti. Dialah yang memiliki rahasia-rahasia pengelolaan pertanian dan peternakan yang dapat selalu menguntungkan, namun karena dia masih mengembangkan penelitiannya itu, dia belum berani memberitahukan rahasianya, hanya saja tetap dipraktikan oleh seluruh siswa tapi mereka tetap tidak mengetahui rahasianya. Dengan adanya peternakan dan pertanian ini An-Najmi sangat terbantu, setiap angkatan menjadi dua puluh enam orang perempuan dan dua puluh enam laki-laki”

“Hebat sekali ya?” Dengan decak kagum
“Ketika itu Adi telah menyelesaikan penelitiannya, sampai Ia meninggal tak ada satupun yang mengetahui rahasia itu. Dan akhirnya peternakan dan pertanian banyak mengalami kerugian karena tidak ada yang bisa mengelola dengan baik” Tutupnya dengan senyum
“ Oke makasih ya Mbak informasinya.”
“Iya, saya duluan Pak.”
“Oh iya silahkan.”
Aku sudah cukup puas dengan informasi ini. Dan aku bergegas untuk pulang menemui ibu dan ayah.


***

 “Aku heran kenapa Ayyash tak pernah menceritakannya padaku, bukankah Adi dan Ayyash sama-sama angkatan 2007?”. Kutanyakan hal ini pada ibu setelah menceritakan mengenai An-Najmi yang sekarang terbegkalai.
“Tidak semua hal yang Ayyash lalui harus kamu tahu Dan.”
“Tapi bu..” kata- kata ku tercekat.
“Ayolah Dan, kau harus menerimanya, mungkin kau pun mengetahui beberapa hal yang tidak ingin disampaikan pada Ayyash.” ibu mencoba terus menenangkan ku.
“Baiklah bu, aku hanya penasaran saja.”
“Dan, Ayyash pernah menitipkan kotak ini pada ibu, ia meminta ibu memberikannya padamu ketika ia telah tiada, maafkan ibu karena ibu lupa.”
“Oh tak apa bu, terimakasih telah mau menyimpannya untuk ku”
Ibu tersenyum seraya berkata 
“Bukalah Dan!”
Ku buka kotak itu perlahan, ternyata hanya selembar kertas.

Assalamu’alaikum. Dan jangan lupa jaga dirimu baik-baik. Aku titip orangtua, adik ku Hilwa dan An-Najmi padamu. 

Selesai, isinya hanya itu.
“Kenapa menitipkan An-Najmi padaku?” inilah yang menjadi pertanyaanku
Aku segera berangkat ke An-Najmi.

***

Guru An-Najmi menceritakan padaku tentang sosok Adi. Aku semakin kagum dibuatnya, dan mereka memperlihatkan sebuah kotak.
“Nak, ini kotak milik Adi, kami tak dapat membukanya, kata sandinya tak pernah kami dapatkan. Kami pun tidak mengetahui apa isinya.” Dengan keluh kesah.
“Boleh saya lihat Pak?”
“Silahkan nak.”
Kotak ini terbuat dari besi yang sangat kuat. Sulit sekali jika akan dihancurkan
Aku mencoba saja mencoba-coba memasukkan kata sandi milik kita –Aku dan Ayyash - . 
“Terbuka nak!” teriak Pak Said
Aku sangat heran, kenapa bisa terbuka dengan kata sandi ini. Ternyata isinya dokumen mengenai penelitian pertanian dan peternakan. Aku terkejut ketika melihat foto Ayyash, aku dan Hilwa di dalamnya.
“Pak, kok disini ada foto saya?”
 “Iya nak, kalian benar-benar terlihat akrab, pantas saja nak Idan bisa membuka kotak ini.
“Apa hubungannya dengan saya?”
“Bukannya Adi sahabat nak Idan?”
“Tidak-tidak, yang di foto ini kan Ayyash, bukan Adi pak?”
“Iya itu kan orang yang sama nak. Muhammad Ayyash Fuadi”
“Namanya Muhammad Ayyash pak, bukan Muhammad Ayyash Fuadi”
“haha.. namanya Muhammad Ayyash Fuadi, dan kami memanggilnya Adi”
“Jadi selama ini aku tidak pernah tahu kepanjangan namanya?” aku kecewa pada diriku sendiri
“Sudahlah nak, tak apa, ia memang jarang memperkenalkan nama belakangnya. Yang penting sekarang kita bangun An-Najmi lagi dengan hasil penelitian yang Adi tidak turunkan langsung”

***


Walau tak akan ada lagi yang seperti engkau dimataku Yash. Aku akan tetap meneruskan perjuangan kita. Aku tak boleh berhenti. Dengan basmallah, ku mulai lagi semua dari awal. Kubangun An-Najmi dengan hasil penelitian mu. An-Najmi kini semakin besar dengan fasilitas yang memadai. Siswa dan guru pun saat ini sangat banyak. Dan Siswa An-Najmi banyak juga yang berasal dari luar Negeri. Dan sesuai dengan pesan mu, aku akan menjaga Hilwa karena ia sekarang menjadi kekasih halal ku Yash. Semoga kau bahagia.

Minggu, 03 Agustus 2014

Berkah Pacaran Rame rame :D

PACARAN

P-ELAJARI
A-L-QUR'AN
C-INTAI
A-LLAH &
R-ASULULLAH
A-MAR MA'RUF
N-AHI MUNKAR

Kamis, 06 Februari 2014

Aku Mencintai mu dan para Mutiara milikmu . :)



Al, Pagi mulai beranjak dhuha . . tapi aku tetap tak ingin beranjak dari lamunan tentang kau yang bangunkan SEMANGAT ku dari tidur panjangnya.

Aku ? kau tahu siapa Aku dulu Al? Dulu  Aku adalah seorang anak usia 10 tahun yang sangat TAKUT BELAJAR AGAMA, AKU TIDAK BISA MEMBACA Al-Qur’an, aku tidak menutup aurat, aku tidak suka membaca buku, tidak pernah belajar saat ada ulangan dan aku selalu bermain dengan anak laki-laki. Mengenaskan bukan?
Usia ku saat ini beranjak 18 tahun. Lalu, SIAPA AKU SAAT INI? Aku tetap bukan siapa-siapa.  Tapi kini aku memiliki MIMPI.

Apa tujuan ku menyampaikan semua ini?
Aku hanya ingin menyampaikan rasa cintaku pada mu dan mutiara-mutiara milikmu itu Al.. setelah menempuh perjalanan panjang, aku baru menyadari, betapa cinta dan bangganya aku bisa mengenalmu. Kau yang menghilangkan rasa takutku pada pelajaran agama. Justru sekarang aku mencintai pelajaran yang satu ini dibanding pelajaran yang lainnya.  Kini aku sudah bisa membaca Al-Qur’an. Bahkan aku sudah mulai menghafalnya. Aku ingin semua orang juga mengenal mu, agar tidak hanya aku dan teman-temanku saja yang merasakan bahagianya bisa mengenal mu. Aku ingin mengabarkan pada dunia, bahwa masih ada kau dan mutira-mutiara mu yang masih memedulikan pelajar seperti aku.  Sebelum aku menuangkan rasa cintaku disini. Aku sudah mulai mengalirkan pada keluarga dan teman-teman baru ku. Aku tak pernah bosan menceritakan tentang mu, berulang kali aku harus katakan, betapa bangga nya aku!!

Hey masih ingat kah engkau Al? Ketika para mutiara itu mengingatkan aku agar sholat tepat waktu, mengingatkan aku untuk terus menghafal Al-Qur’an, membantu membangunkan semangat yang terlalu sering redup?. Dan masiiiiiiiiihh banyak lagi yang mereka katakan padaku agar aku bisa menjadi sosok yang dapat Istiqomah berada di jalan-Nya. Aku pun bersyukur pada Allah, karena Ia menunjukan jalan untuk ku bertemu dengan mu dan mutiara-mutiara yang tak pernah mau hilang dari ingatanku (DAN SEMOGA TERUS BEGITU).

Setelah mengenal mu, aku memiliki banyak impian yang sangat besar dan begitu tinggi. Impian ku saat ini adalah membuat sebuah sekolah, bahkan aku sudah memiliki nama untuk sekolah itu. Namanya An-Najmi. J

Al, Kenalkan aku pada mutiara-mutiara mu yang kini belum aku kenal itu. Agar nanti semua pelajar menjadi HEBAT dan dengan kehebatannya itu semakin mendekatkannya pada Allah. Aku ingin memiliki mutiara-mutiara seperti mu di tempat ku nanti. Do’a kan aku Al, agar kelak aku dapat memiliki mutiara-mutiara itu.

Al, dimana kau bisa menemukan mutiara-mutiara yang berkilauan itu? Sampaikan salam padanya ya. Semoga, walaupun aku sudah tidak dekat dengan mereka. Mereka masih mengingatku. Aku berharap, mutiara-mutiara mu tak akan memalingkan mukanya ketika aku nanti berkunjung. Tapi aku tahu mereka tak akan pernah melakukannya. Kini banyak mutiara-mutiara mu yang sama sekali aku tak mengenalnya. Al, aku khawatir mereka akan melupakan ku. Ada perasaan yang menikam ketika aku datang kepadanya, lalu ia acuhkan aku. Al, aku mohon sampaikan pesan ku ini untuknya.
Aku saat ini tak pernah menjenguk mu bukan tak ingin. Bahkan aku sangat merindukan mu. Apakah kau mengenal adikku disana? Namanya Nida Salsabila. Aku sangat merindukannya seperti aku merindukanmu. Tapi aku hanya takut ketika sampai disana mutiara-mutiara mu tak mau mengajak ku bercengkrama melepas rindu. Walaupun aku sudah tidak bersamamu, aku ingin mereka tetap menganggapku sebagai anaknya.

Dan andai aku tak mengenal mu, entah akan menjadi apa aku saat ini. Terimakasih banyak Al untuk mu dan para mutiara milikmu .. J
Al, Aku akan tetap mengingat namamu ... Al-Ukhuwah Boarding School. RAIH PRESTASI BERSAMA Al-Qur’an.
Disinilah tempat Ku, Dia dan Mereka mulai menemukan mimpi luar biasa.

02-Februari-2014