Selasa, 29 September 2015

Pelajaran Berharga


Terimakasih untuk setiap pelajaran berharga itu.. aku memang belum mengenalmu seperti orang lain. Aku hanya melihat ketika kau memperlakukan orang lain dengan lembut dan kebijaksanaan. Dan senyum yang sepertinya memang tak pernah lepas dari wajahmu itu. Teh, Terimakasih untuk semua. Setiap obrolan penuh makna, mendengarkan cerita ku yang sering tak berharga. Tetap membalas pesan-pesan ku yang penuh keluh kesah. Husnudzon, pelajaran yang sering ku dapat darimu, dari dulu.. aku memang tidak ingat kenapa kita bisa dekat karna yang aku tau dulu kau adalah sosok kakak kelas yang berbeda dari yang lain, menghargai ku walau hanya anak baru, mau mengajak ku berbincang tanpa jeda, menjaga aibku.. memberikan solusi terbaik bukan menghakimi, tidak menggurui dan tetap bersahaja. Aku terkadang bertanya dalam hati, pernahkah kau bosan mendengar kisah ku? Tapi tetap saja aku seringkali tanpa bertanya apa kau sedang sibuk atau tidak, aku tetap saja nenceritakan hal yang aku alami. Entahlah, dengan mu aku bisa melakukannya. Kau selalu bisa nenjawab pesan singkatku dengan singkat juga namun melegakan bagiku. Jazakillah khair untuk semua yang teteh kasih buat anggi, semua itu lebih berharga dari sekedar materi.




 





Kembali, Maafkan..




Assalamu'alaykum..
Salam yang tak pernah lupa kau ucapkan. Pertemuan pertama itu membuat ku merasa nyaman. Aku pun tak mengerti kenapa itu bisa terjadi. Yang aku ingat, setelah itu kita  benar benar sangat dekat. Menjadi dua sahabat yang paling bahagia.

Meski kelas kita berbeda, kita masih bisa berjumpa di organisasi itu. Bukankan kita tidak merencanakan untuk masuk organisasi itu bersama? Tapi, Allah menakdirkan itu untuk kita bukan? Kita selalu bergantian untuk saling menyapa ke kelas. Yang aku ingat, kamu selalu menunggu di depan kelas ku.
Setelah itu kita bercerita banyak hal, seperti tidak pernah ada beban.

Ah namun sayang, lagi lagi aku penyebab persahabatan kita ini mulai renggang dan sangat jauh. Bahkan sampai kita seperti tidak saling mengenal. Dan akupun memutuskan keluar dari organisasi itu salah satunya untuk menghindar darimu, dari persahabatan yang telah kita rajut begitu indah.
Mungkin sekarang kau mengetahuinya, apa alasan ku menjauhi mu kala itu. Maafkan aku.

Dan kau selalu bilang padaku agar aku peka terhadap sesuatu. Tapi sayangnya aku masih tidak bisa peka sampai saat ini.

Ketika kau mulai memiliki sahabat sahabat baru itu aku mulai menyadari bahwa kau begitu berarti.

Bahwa kau sahabat terbaik, mengerti kebiasaan kebiasaan kecilku. Padahal terkadang akupun tidak menyadarinya.
Pada akhirnya Allah membuat kita kembali dekat di acara itu. Sungguh, aku bahagia.
Tapi sayang tidak bertahan lama, ketika acara itu usai. Usai pula kedekatan kita itu.
Kembali, Maafkan aku.

Maaf Terimakasih




Selamat Pagi Cahaya.. masih berkutat dengan semua tugas mu? Maaf dan Terimakasih, hanya itu yang ingin kuucapkan untuk semua perlakuan itu. Dulu hingga saat ini.
Dari dulu, Mama selalu bilang bahwa kamulah sahabat terbaik, tapi sayang aku tidak pernah menggubris hal itu, aku hanya terfokus dengan ego ku untuk tetap menjauh dan lebih jauh.
Maafkan aku, aku tidak mengerti kenapa aku bisa memperlakukan itu padamu.
Oh ya, terimakasih untuk 'Najwa Latief' yang kau kenalkan padaku. Aku menyukainya, hingga sampai saat ini.
Kau tau kenapa? Karna itulah cara terbaik mengenang segala kenangan yang telah terukir.
Jujur, aku merindukan kita dulu.
Mungkin jika aku yang berada diposisimu aku tidak akan memaafkan hal yang telah kulakukan. Tapi justru kau tidak melakukan itu, kau tetap menyapa walau tak sehangat dulu..
Berbeda dengan pagi di masa lalu..
Aku bahagia mengenal mu, persahabatan kita.

Aku Tahu..



Selamat malam bunga wijaya, masih merekah di malam yang sunyi ini? ku tunggu disetiap helaan nafas tentang mu. Apa yang sekarang sedang terjadi? Apa yang membuatku terpaku ketika melihat namamu? Ada apa? Aku menunggu. Sampai kapanpun, engkau tetap menjadi Bunga itu. Meski terkadang aku sadari, aku bukan orang baik yang pantas mendengar setiap keluh mu. Aku siapa? Hanya orang baru yang masuk tanpa permisi. Meski begitu, aku tetap ingin dekat dengan mu sebagai apapun statusnya, teman,adik,sahabat atau bahkan orang lain. Itu menjadi hak mu jika memang tidak menjadikanku salah satu yang berharga dalam hidupmu. Karena yang aku tau, hanya tentang bagaimana caranya memberikan kasih sayang tanpa harus melihat kebelakang. Apa masa lalu nya, justru yang penting tentang bagaimana ia bisa sampai di tempatnya saat ini..


Penantian adalah satu penyiksaan.. Bagaimana mungkin aku bisa bersabar jika kau mulai tidak mengabari ku tentang banyak hal lagi. Yaa tentu, aku memang tidak terlalu berguna untuk kelangsungan hidupmu. Kelangsungan masa depan yang memang tidak harus dengan ku. Terimakasih untuk semua yang pernah kita lalui Ka.