Sabtu, 28 Mei 2016

Memaksa melupakan

Perasaan.. Kali ini bukan tentang perasaanku terhadap dia. Namun, ini tentang perasaan kakaku terhadap orang yang dulu bahkan hingga saat ini tetap tersimpan rapi dalam benak dan hatinya.

Kakaku merasakan apa yang pernah kurasakan. Memaksa melupakan seseorang yang pernah hadir mengisi ruang kosong.

Ini bukan tentang perasaanku, karena kini bukan memaksa melupakan namun ikhlas melupakan. Yaa aku sudah melupakannya, bahkan teramat jauh hingga ketika namanya disebutpun tidak ada lagi getar itu.

Namun sayangnya, kakaku masih merasakannya. Getar yang tak semestinya ia simpan.. Karena hanya akan menyakiti dirinya sendiri.

Entahlah, aku tidak tau bagaimana cara memberitahumu. Kau jauh lebih dewasa dariku. Seharusnya kau jauh lebih bijak menyikapi semuanya.

Aku bisa melupakan walau memang kenyataannya butuh waktu yang lama. Tapi tak apa, setidaknya perasaan itu akan dan sudah benar benar hilang. Hambar..

Aku yakin, kau bisa melakukannya..

Kamis, 05 Mei 2016

Akan selalu Super

Malam ini aku berjanji, akan mengisahkan tentang pandanganku terhadapmu.
Aku bingung harus memulai dari bagian mana, karena banyak hal yang kukagumi darimu dan banyak pula yang aku pelajari  dari sosokmu.

Walau  tanpa pertemuan, aku merasakan ketulusan disetiap kalimatmu. Terimakasih karena telah mengizinkanku belajar melewati rumitnya masa remaja, belajar berfikir positif terhadap siapapun, belajar mengatur waktu sebaik mungkin, belajar menjadi lebih dewasa, dan belajar tentang pentingnya menjaga persahabatan.

Meski aku bukan pemberi solusi yang baik, aku hanya berharap kau tetap mau membagi kisahmu denganku. Aku berjanji setidaknya menjadi pendengar yang baik.

Oh ya pertemuan kita berawal dari organisasi ROHIS bukan? Tapi aku tidak ingat detail pertemuan yang mengantarkan kita menjalin ukhuwah lebih erat. Yang pasti, mengenalmu melengkapi cerita masa SMA ku. Dan akupun lupa bagaimana awal kita mulai saling menjauh. mungkin memang sebaiknya bagian ini tidak perlu kuingat. Namun, aku bersyukur sapaanmu kala itu kembali mempererat ukhuwah kita, semoga hingga ke Syurga-Nya.

Dimataku, dari dulu hingga saat ini kau selalu super. Meski kau selalu mengelak ketika aku berkata "teteh super".  Tak apalah kau tak pernah menyadarinya semoga selalu begitu agar sampai kapanpun kau tak akan pernah sombong dengan kesuperan mu itu.

Sedekat atau seakrab apapun kita, pasti tetap selalu ada jarak.  Kita tidak mungkin
saling menceritakan segalanya, namun mesti begitu semoga tidak menjadikan kita saling menjauh.

Moment seperti malam inilah yang selalu aku tunggu, saling menceritakan kisah hari ini bahkan masa lalu. Yaa seringkali kita tidak seimbang, aku yang terlalu  banyak bicara sementara engkau lebih banyak mendengarkan, mungkin nanti ketika kita mulai berada di moment seperti ini lagi, aku akan mencoba hanya untuk menjadi pendengar. Tidak perlulah ikut-ikutan so cerita, karena pastinya aku akan mengambil hakmu untuk bercerita.

Terimakasih, karena kau selalu mau menghargai anak kecil ini yang terus menerus membagi keluh. Kau selalu bersikap baik dan tidak so dewasa, walaupun  kenyataannya kau memang amat dewasa.

Terimakasih lagi, kau rela membagi waktu istirahatmu untuk membalas pesan-pesan yang seringkali tidak penting bagimu.

Malam ini, semoga aku bisa menyelesaikan kisah tentang pandanganku. Yap, seperti biasa kita selalu meluangkan waktu untuk saling bercengkrama melepas lelah setelah seharian berkutat dengan pekerjaan kita masing~masing, yang walaupun  aku tidak tau sampai kapan semua ini tetap bertahan.

Malam ini, pembicaraan kita jauh lebih panjang dari biasanya, menceritakan pandangan orang dan pandanganku terhadamu. Pandangan orang lain terhadapmu ketika pertama bertemu adalah jutek, justru pandanganku yang pertama tiba-tiba terbius dengan persahabatan yang kau jalin, dan disitu kau tidak seinchi pun terlihat jutek seperti apa yang mereka bilang, aku melihat keramahan dan ketulusanmu didalamnya. Dan ternyata, penghilatanku yang sekilas itu benar adanya. Kau memang Super!.  Ini pandanganku, tak perlulah mendengarkan orang lain yang belum mengenalmu lebih jauh, mengenal hingga kedasarnya.
Sayangnya malam ini, tiba-tiba  ketika obrolan kita sedang sangat menarik menurutku. Ceklis!!  pertanda kuotamu habis bukan?  seperti apa yang kau bilang. huftt

Baiklaah, mungkin cukup sampai disini. Pada intinya terimakasih untuk semua, tetehku yang Super.

Tunggu, kau balas lagi pesanku-Komunikasi yang baik membuahkan persaudaraan yang baik pula~ aamin :)