Selasa, 16 Desember 2014

Tere Liye ^^

" Apakah cinta sejati itu? Maka jawabannya, dalam kasus kau ini, cinta sejati adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau melepaskannya. Persis seperti anak kecil yang menghanyutkan botol tertutup di lautan, dilepas dengan rasa suka-cita. Aku tahu, kau akan protes, bagaimana mungkin? Kita bilang itu cinta sejati, tapi kita justru melepaskannya. Tapi inilah rumus terbalik yang tidak pernah dipahami para pencinta. Mereka tidak pernah mau mencoba memahami penjelasannya, tidak bersedia."
*Novel "RINDU",



"Kita tidak akan pernah mengerti hakikat memiliki, jika kita terlalu ingin memilikinya. Justeru kita akan mengerti hakikatnya saat kita melepaskannya."
--Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'


Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu? Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menj...adi bagian hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik mengatasinya.
Novel "RINDU"


Dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta. Tidak akan berkurang walau sehelai nilainya.


Sayangi rasa sakit yang kita terima. Peluk dengan erat. Maka semoga rasa sakitnya berkurang.
Sungguh, apa2 yg kita tidak sukai, boleh jd itu amat baik bagi kita


Orang2 yang suka gombal, mempermainkan perasaan itu persis seperti saklar lampu saat mereka bilang "i love you".
Tekan tombol saklarnya, klik, nyala lampunya, bilang suka. Tekan lagi tombol saklarnya, klik, padam lampunya. Mudah sekali, semau-mau mereka saja.
Dan dia bisa klik-klik ke siapapun sepanjang jidatnya mulus.



 
Orang-orang boleh jadi cepat sekali lupa kebaikan yang kita berikan. Juga cepat sekali lupa bantuan yang kita julurkan. Seperti air menguap. Lupa seketika.
Sebaliknya, orang2 boleh jadi gampang sekali mengingat kesalahan yang kita perbuat. Mudah sekali mengungkitnya. Selalu ingat.
Tapi justeru dengan tahu hal tersebut, itu bukan berarti kita punya alasan untuk berhenti berbuat baik. Juga bukan alasan untuk malu pernah membuat kesalahan. Kita memilih sebaliknya.







 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar