oleh : Meliana
Ayah, Ibu . . .
bagiku kau purnamaku
dawai dijiwaku
pembimbingku dalam rengkuh hidayah-Nya
Ayah . .
guratan keletihan dirona wajahmu
kau tutup oleh harapan sukses diriku
walau beban di kedua pundakmu
kau terus melangkah mengharap Ridho-Nya
Ibu . . Ibu . . Ibu . .
3 kali Rasulku menjawab hanya 1 kata
karena kau paling utama
kau telah berikan nyawamu
dan jika angin malam mulai menyapa
engkau sellau hangatkan diriku
Ayah, Ibu . .
kuingin merasakan manisnya madu surga
diatas bantal-bantal bertahta intan permata
di dalam pangkuan sayang
ridho dan maaf kalian . .
Ayah, Ibu . . .
bagiku kau purnamaku
dawai dijiwaku
pembimbingku dalam rengkuh hidayah-Nya
Ayah . .
guratan keletihan dirona wajahmu
kau tutup oleh harapan sukses diriku
walau beban di kedua pundakmu
kau terus melangkah mengharap Ridho-Nya
Ibu . . Ibu . . Ibu . .
3 kali Rasulku menjawab hanya 1 kata
karena kau paling utama
kau telah berikan nyawamu
dan jika angin malam mulai menyapa
engkau sellau hangatkan diriku
Ayah, Ibu . .
kuingin merasakan manisnya madu surga
diatas bantal-bantal bertahta intan permata
di dalam pangkuan sayang
ridho dan maaf kalian . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar